Perjuangan Menghadapi Disintegrasi Bangsa Serta Pengaruhnya Sampai Masa Kini

Perjuangan Menghadapi Disintegrasi Bangsa Serta Pengaruhnya Sampai Masa Kini -- Menurut wikipedia, Disintegrasi adalah keadaan tidak bersatu padu yang menghilangnya keutuhan atau persatuan serta menyebabkan perpecahan. Sedangkan Disintegrasi Bangsa yaitu perpecahan atau hilangnya persatuan suatu bangsa yang mengakibatkan perpecahan.

Secara umum pernyebab disintegrasi bangsa adalah karena rasa tidak puas dan ketidakadilan masyarakat terhadap pemerintahan yang mengakibatkan pemborantakan atau separatisme.

Walaupun begitu banyak faktor lain yang menyebabkan disintegrasi suatu bangsa seperti timbulnya perpecahan antar, suku dan agama, konflik berkepanjangan, ketidakpercayaan, perang saudara pergolakan daerah, kriminalitas, aksi protes dan demonstrasi, prostitusi, kenakalan remaja.

Faktor Yang Mempengaruhi Disintegrasi Bangsa :
  • Geografi : Keadaan geografi indonesia yang memiliki banyak pulau juga merupakan salah satu penyebab Disintegrasi, ketidakmerataan pembangunan tiap pulau serta kekayaan alam yang berbeda tiap pulau akan menjadi faktor penyebab disintegrasi suatu negara.
  • Demografi : Meledaknya jumlah penduduk Indonesia dengan sumber daya manusia rendah akan menambah jumlah kemiskinan. Masyarakat yang memiliki SDM rendah ini akan mudah dipengaruhi, sehingga mereka akan merasakan ketidakadilan terhadap pemerintah yang menimbulkan gerakan separatisme.
  • Kekayaan Alam : Kekayaan alam yang berbeda tiap pulau membuat pembangunan tiap daerah tidak merata, akibatnya akan ada perbedaan pembangunan yang cukup besar, dimana suatu kota / pulau akan sangat tinggi dan juga akan sangat rendah.
  • Ideologi : Ideologi negara Indonesia yaitu Pancasila, akan tetapi semakin kesini paham akan idelogi semakin memudar dan akibatnya masyarakat mudah dipengaruhi kelompok - kelompok tertentu demi kepentingan mereka pribadi.
  • Politik : Politik di Indonesia kini semakin banyak masalah, mereka hanya ingin mengutamakan kepentingan partai politik mereka sendiri dibandingkan demi negara.
  • Ekonomi : Kurangnya kesejahteraan rakyat, membuat kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan, hal ini juga disebabkan karenan kurangnya efektivitas pemerintahan dalam mengatur sistem ekspor dan impor.
  • Sosial Budaya : Akibat dari keadaan geografi Indonesia yang berpulau - pulau mengakibatkan lahirnya banyak budaya yang berbeda ( suku, agama, budaya dan ras ), kurangnya toleransi di dalam masyarakat ini akan mudah terjadi konflik antar daerah.
  • Pertahanan Dan Keamanan : Ancaman kedaulatan bisa berasal dari dalam ataupun di luar negeri, selain sarana dan prasarana untuk pertahanan dan keamanan juga dibutuhkan rasa kesatuan di dalam masyarakat.

Ancaman Disintegrasi Bangsa :

1. PKI MADIUN 1948

PKI MADIUN 1948


Waktu : 1948, dengan memproklamasikan berdirina Negara Republik Soviet Indonesia
Sebab : Hasil kesepakatan Renville menguntungkan Belanda
Pemimpin : Muso
Cara Penumpasan: Pemerintah mengajak rakyat ( Gerakan Operasi Militer I ) dan melakukan penyitaan dan pelarangan terhadap beberapa surat kabar berhaluan komunis
Hasil : Pemberontak ditumpas dan Madiun direbut kembali

Munculnya PKI merupakan awal dari perpecahan pada SI ( Sarikat Islam ) yang mendapat pengaruh ISDV ( Internasionalisme Sosialisme Democratise Vereeniging ) yang didirikan oleh H.J.F.M Snevliet dkk pada bulan Mei 1914 di Semarang, lalu pada bulan Desember diubah menjadi PKI.

Pada tanggal 13 Nopember 1926 PKI melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Belanda. Lalu pada tanggal 18 September 1948 Muso memimpin pemberontakan terhadap RI di Madiun, yang bertujuan ingin mengubah dasar negara Pancasila menjadi dasar negara Komunis. Pemberontakan ini ikut menyebar hampir di seluruh daerah Jawa Timur namun berhasil di gagalkan dengan ditembak matinya Muso sedangkan Semaun dan Dharsono lari ke Rusia.

2. DI ( DARUL ISLAM ) / TII ( NEGARA ISLAM INDONESIA )

DI / TTI

a. Jawa Barat

Waktu : 14 Agustus 1947
Latar belakang : Tidak setujunya dengan pemerintah RI saat terjadi perundingan Renville yang dianggap merugikan pemerintah Indonesia
Pemimpin : Sekarmaji Maridjan Kartosuwiryo
Cara penumpasan : Melakukan Operasi Militer taktik pagar besi yang menggunakan ratusan ribu rakyat untuk mempersempit ruang gerak
Hasil : Pada tanggal 4 juni 1962 kartosuwiryo berhasil ditangkap di gunung beber oleh pasukan siliwangi

Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo tidak setuju terhadap isi perjanjian Renville. Sewaktu TNI hijrah ke daerah RI ( Yogyakarta ) ia dan anak buahnya menolak dan tidak mau mengakui Republik Indonesia dan ingin menyingkirkan Pancasila sebagai dasar negara. Untuk itu ia memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia dengan nama Darul Islam ( DI )

b. Jawa Tengah

Waktu : 23 Agustus 19
Latar belakang : Pengurusan penggabungan laskar – laskar masuk ke dalam TNI
Pemimpin : Amir Fatah
Cara penumpasan : Pemerintah membentuk pasukan baru yang disebut dengan Bintang Raiders
Hasil : Dilakukannya operasi guntur pada tahun 1954, gerombolan Amir Fatah dapat dicerai Beraikan

Dipimpin oleh Amir Fatah dan Kyai Sumolangu. Selama Agresi Militer Belanda ke II Amir Fatah diberi tugas menggabungkan laskar-laskar untuk masuk dalam TNI. Namun setelah banyak anggotanya ia beserta anak buahnya melarikan diri dan menyatakan bagian dari DI/TII.


c. Sulawesi Selatan

Waktu : 30 April 1950
Latar belakang : Banyak pemuda sulawesi yg tergabung dalam PRI sulawesi ikut bertempur untuk mempertahankan kota Surabaya
Pemimpin : Kahar Muzakar
Cara penumpasan : Dilakukan penyergapan oleh pasukan TNI dan
Hasil : Kahar Muzakar tertembak mati

Dipimpin oleh Abdul Kahar Muzakar. Dia berambisi untuk menduduki jabatan sebagai pimpinan APRIS ( Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat ) dan menuntut agar Komando Gerilya Sulawesi Selatan ( KGSS ) dimasukkan ke dalam APRIS dengan nama Brigade Hasanuddin. Tuntutan tersebut ditolak oleh pemerintah sebab hanya mereka yang memenuhi syarat saja yang akan menjadi tentara maka terjadilah pemberontakan tersebut.

d. Aceh

Waktu : 20 September 1953
Latar belakang : Setelah proklamasi Kemerdekaan RI , di Aceh terjadi pertentangan antara alim ulama dengan para kepala asla
Pemimpin : Tengku Daud
Cara penumpasan : Antar prakarsa panglima kadam iskandar muda , colonel M. jann maka dilaksanakan musyawarah kerukunan rakyat aceh
Hasil : Musyawarah ini mendapat dukungan dari tokoh – tokoh masyarakat aceh dan berhasil memulihkan keamanan

Dipimpin oleh Daud Beureueh Gubernur Militer Aceh, karena status Aceh sebagai daerah Istimewa diturunkan menjadi sebuah karesidenan di bawah propinsi Sumatera Utara. Ia lalu menyusun kekuatan dan menyatakan dirinya bagian dari DI/TII. Pemberontakan ini dapat dihentikan dengan jalan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh ( MKRA ).

e. Kalimantan Selatan

Waktu : Oktober 1950
Latar belakang : Terjadi pemberontakkan kesatuan masyarakat tertindas
Pemimpin : Ibnu Hajar
Cara mengatasi : Melakukan gerakan Operasi militer ke Kalimantan selatan
Hasil : Pada tahun 1954 ibnu hajar di tangkap dan di hukum mati pada 22 maret 1955

Dipimpin oleh Ibnu Hajar, ia menyatakan dirinya bagian dari DI/TII dengan memperjuangkan kelompok rakyat yang tertindas. Ia dan anak buahnya menyerang pos-pos kesatuan tentara serta melakukan tindakan pengacauan yang pada akhirnya Ibnu Hajar sendiri ditembak mati.

3. APRA ( ANGKATAN PERANG RATU ADIL )

APRA

Waktu : 23 Januari 1950
Latar belakang : APRA menuntut supaya APRA diakui sebagai Tentara Pasundan dan menolak dibubarkannya Pasundan/negara Federal tersebut.
Pemimpin : Kapten Raymond Westerling
Cara mengatasi : Melakukan gerakan operasi militer
Hasil : Sultan Hamid II berhasil ditangkap pada tanggal 4 April 1950. Akan tetapi, Westerling berhasil melarikan diri ke luar negeri

Pemberontakan ini dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling bekas tentara KNIL. Tujuannya agar pemerintah RIS dan negara Pasundan mengakui APRA sebagai tentara negara Pasundan dan agar negara Pasundfan tidak dibubarkan/dilebur ke dalam NKRI.

4. PEMBERONTAKAN ANDI AZIS


Waktu : 5 Januari 1950
Latar belakang : Menyerang gedung tempat berlangsungnya sidang kabinet
Pemimpin : Andi Azis
Cara penumpasan : Pada tanggal 8 April 1950 dikeluarkan ultimatum bahwa dalam waktu 4x24 jam Andi Azis harus melaporkan diri ke Jakarta untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Hasil : pasukannya harus dikonsinyasi, senjata-senjata dikembalikan, dan semua tawanan harus dilepaskan.

Beliau merupakan komandan kompi APRIS yang menolak kedatangan TNI ke Sulawesi Selatan karena suasananya tidak aman dan terjadi demonstrasi pro dan kontra terhadap negara federasi. Ia dan pasukannya menyerang lapangan terbang, kantor telkom, dan pos-pos militer TNI. Pemerintah mengeluarkan ultimatum agar dalam tempo 4 x 24 jam ia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya.

E. RMS ( REPUBLIK MALUKU SELATAN )

RMS

Waktu : 25 April 1950
Latar belakang : Tidak puas dengan terjadinya proses kembali ke NKRI
Pemimpin : Dr. Christian Robert Steven Soumokil
Cara penumpasan : diselesaikan secara damai dengan mengirimlkan misi dipimpin Leimena gagal sehingga kemudian dikrimkan pasukan ekspedisi militer pimpinan Kawilarang.
Hasil : Sisa – sisa kekuatan RMS banyak yang melarikan diri ke pulau seram dan membuat kekacauan akhirnya Soumokil dapat di tangkap dan jatuhi hukuman mati

Pemberontakan ini dipimpin oleh Dr. Christian Robert Stevenson Soumokil bekas jaksa agung NIT ( Negara Indonesia Timur ). Ia menyatakan berdirinya Republik Maluku Selatan dan memproklamasikannya pada 25 April 1950. Pemberontakan ini dapat ditumpas setelah dibayar mahal dengan kematian Letkol Slamet Riyadi, Letkol S. Sudiarto dan Mayor Abdullah.

F. PRRI/PERMESTA

PRRI/PERMESTA
PRRI ( Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia )

Waktu : 15 Februari 1958
Latar belakang : Keinginan adanya otonomi yg luas
Pemimpin : Letnal Kolonel Achmad Husein
Cara penumpasan : Operasi militer Pemerintah mengerahkan pasukan militer terbesar di sejarah militer Indonesia
Hasil : Operasi militer dipimpin AE Kaliurang berhasil kembali menguasai daerah

PERMESTA ( Piagam Perjuangan Rakyat Semesta )

Waktu : 7 Februari 1958
Latar belakang : Masyarakat di manado tidak puas dengan keadaan ekonomi
Pemimpin : Letkol Ventje Sumual
Cara penumpasan : Pemerintah Republik Indonesia menggunakan operasi militer untuk menghentikan pemberontakan 

Setelah Pemilu I dilaksanakan, situasi semakin memburuk dan terjadi pertentangan . Beberapa daerah merasa seolah-olah diberlakukan secara tidak adil ( merasa dianaktirikan ) sehingga muncul gerakan separatis di Sumatera yaitu PRRI ( Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia ) dipimpin oleh Kolonel Ahmad Husen dan PERMESTA ( Piagam Perjuangan Rakyat Semesta ) di Sulawesi Utara dipimpin oleh D.J. Somba dan Kolonel Ventje Sumual.

G. G30 S/PKI

G 30 S/PKI

Waktu : 30 September 1998
Latar belakang : Mengganti Ideologi Pancasil
Pemimpin : DN Aidit
Cara penumpasan : Operasi Militer
Hasil : PKI dinyatakan sebagai partai terlarang dan dibubarkan

Pada tanggal 30 September 1965 jam 03.00 dinihari PKI melakukan pemberontakan yang dipimpin oleh DN Aidit dan berhasil membunuh 7 perwira tinggi. Mereka punya tekad ingin menggantikan Pancasila sebagai dasar negara dengan Komunis-Marxis. Setelah jelas terungkap bahwa PKI punya keinginan lain maka diadakan operasi penumpasan :

  1. Menginsyafkan kesatuan-keasatuan yang dimanfaatkan oleh PKI
  2. Merebut studio RRI dan kantor besar Telkom dipimpin Kolonel Sarwo Edhy Wibowo dari RPKAD
  3. Gerakan pembersihan terhadap tokoh-tokoh yang terlibat langsung maupun yang mendalanginya.

Akhirnya PKI dinyatakan sebagai partai terlarang dan tidak boleh lagi tersebar di seluruh wilayah Indonesia berdasarkan SK Presiden yang ditanda tangani pengemban Supersemar Ltjen Soeharto yang menetapkan pembubaran PKI dan ormas-ormasnya tanggal 12 Maret 1966.

Upaya Pencegahan Disintegrasi

  1. Hukum di Indonesia harus tegas demi menjaga persatuan ( integrasi ), serta tidak menimbulkan perpecahan ( disintegrasi ) wilayah dan ideologi.
  2. Hukum di Indonesia harus berdasarkan Pancasila dan tidak untuk mementingkan golongan ataupun pribadi melainkan demi kepentingan negara.
  3. Keadilan harus dijunjung tinggi, tidak ada penyalahgunaan hukum ataupun penindasan.
  4. Toleransi antar agama, suku, dan ras harus ditingkatkan.
  5. Meningkatkan rasa nasionalisme.
  6. Upaya integrasi nasional harus dijalankan semaksimal mungkin dan dilakukan oleh setiap warga negara.

Dampak atau Pengaruh Akibat Disintegrasi

Akibat Disintegrasi yaitu Mengancam keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa yang bedampak pada pemisahan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Disintegrasi juga mengakibatkan terjadinya suatu pemisahan wilayah yang akibatnya mereka ingin mendirikan negara sendiri.

Hilangnya kekayaan alam yang dimiliki wilayah yang memisahkan diri membuat negara akan mengalami banyak kerugian baik materi maupun perekonomian negara.

Kesimpulannya kita harus meningkatkan rasa Nasionalisme kita sekaligus mementingkan kepentingan negara dibandingkan mementingkan kepentingan golongan ataupun pribadi. Contohnya sendiri banyak partai politik yang hanya mementingkan partai sendiri dibandingkan tujuan utama mereka untuk membangun negara semakin maju, hal ini memilukan walaupun tidak semuanya begitu.

Itulah ulasan mengenai Perjuangan Menghadapi Disintegrasi Bangsa Serta Pengaruhnya Sampai Masa Kini. Semoga bermanfaat